Sabtu, 01 Januari 2011

KARGHUZARI DAKWAH

Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, Nahmaduhu wa nushalli ‘ala rasulihil kariim. ‘amma ba’du….

Kalau anda di tanya mana yang anda pilih, hanya mendengar sesuatu yang menarik perhatian atau merasakan langsung sesuatu yang menarik itu, maka pasti kita semua menginginkan merasakan langsung sesuatu yang menarik tersebut ketimbang hanya mendengarkan dari orang lain tentang hal tersebut. Untuk perkara dunia saja kita paham bahwa akan lebih menyenangkan apabila merasakan langsung ketimbang hanya mendengarkan dari orang lain sesuatu yang kita anggap menarik, maka sudah seharusnya keinginan untuk mendengarkan langsung mudzakarah yang di sampaikan orang tua kita di markaz jauh lebih menarik minat dan perhatian kita semua ketimbang hanya duduk di depan computer memperhatikan dan membaca tulisan mengenai tertib-tertib dakwah, karena dalam usaha dakwah ini sangat di tekankan pentinganya ber sub’ah dan kita akan jauh lebih paham mana kala kita duduk langsung mendengarkan arahan dari orang tua kita di markaz dakwah.


Oleh karena saya tidak mau merusak kenikmatan anda dan agar kita sendiri tidak berubah tawajuhnya pada usaha ini, terlebih lagi tertib usaha dakwah ini adalah gerak bukan tulisan dan hal-hal terkait dengan dakwah tidak dianjurkan menggunakan media internet maka saya hanya akan menulis secara garis besar saja bukan secara detail mudzakarah tertib dakwah karena untuk sesuatu yang detail tetap harus dilakukan secara mujahadah.


Sudah kali ke 3 sejak jum’at pekan lalu mudzakarah mengenai tertib dakwah yang akan menjadi panduan dakwah seluruh Indonesia diadakan dimasjid Jami Kebun Jeruk Jl. Hayam Wuruk No. 83 Taman Sari Jakarta. Mudzakarah ini baru pertama kali diadakan di Indonesia khususnya di markaz Jakarta , karena Jakarta merupakan barometer dakwah di Indonesia. Mudzakarah ini sendiri bertujuan untuk menyamakan persepsi dan sosialisasi sehingga gerak dan kerja kita sama sesuai arahan, karena apabila kerja yang kita lakukan sesuai dengan arahan-arahan maka gerak kita yang sedikit ini sudah dapat menarik pertolongan Allah swt.


Secara garis besar mudzakarah terbagi menjadi 5 point besar : 1. Kerja Maqomi, 2. Usaha atas Masturah, 3. Jamaah jalan kaki, 4.Orang lama tingkatkan pengorbanan, 5. Usaha atas orang miskin dan awam. Tapi sekali lagi saya tidak akan membahas ke lima point tersebut secara detail, saya hanya ingin menulis beberapa catatan yang saya anggap penting untuk di sharing dalam blog ini.


Betapa bahagianya para Masyech ketika menyaksikan “kesuksesan” ijtima bulan juli yang lalu sehingga untuk tahun yang akan datang Indonesia mendapat kepercayaan mengadakan 2 kali pertemuan antar kawasan , yaitu jord qudama ( orang – orang lama yang pernah keluar minimal 40 hari ) dan ijtima ( dapat di hadiri oleh semua orang baik yang sudah keluar maupun yang belum ).


Ada tanda tanya besar di kepala para masyech khususnya Maulana Saad dimana sangat mudah menemui orang / jamaah indonesia di Nizamudin bahkan rombongan dari Indonesia terbanyak di banding negara-negara lain, tapi sayangnya untuk takazah negeri jauh sangat sedikit jamaah Indonesia yang di keluarkan , oleh karena itu untuk kedepannya Indonesia di harapkan setiap tahunnya mengirimkan minimal 100 jamaah ke negeri Arab.



Dan yang juga tidak kalah pentingnya bahwa usaha dakwah ini harus benar-benar di sandarkan kepada kehidupan sahabat Nabi saw, karena Kalau kerja dakwah ini tidak di sandarkan dengan kehidupan sahabat Nabi saw maka kerja dakwah ini akan kehilangan ruh , dan yang ada gerak kita sama halnya dengan organisasi-organisasi kebanyakan yang timbul dan tenggelam, oleh karenanya penting bagi setiap pekerja dakwah diharuskan banyak membaca Hayatush Shahabah secara individu di luar taklim harian.

Dalam kerja dakwah ini kerja maqomi memiliki peranan yang terbesar karena ketika kita melakukan intiqoli hanya imaniah dan ibadah saja yang bisa kita peraktekan secara maksimal sedangkan muasyarah, muamalah dan aklaq baru bisa kita peraktekan secara maksimal ketika kita kerja atas maqomi, oleh karenanya aturan main / tertib atas kerja maqomi sangat perlu di ketahui oleh setiap pekerja dakwah, tentang bagaimana kita membuat taklim rumah dan masjid , bagaimana buat 2,5 jam , jaulah satu dan dua, keluar tiga hari , usaha atas ulama , pelajar , masturah dan lain sebagainya.


Untuk perkara keluar 3 hari para masyech tidak pernah menganjurkan orang-orang lama yang pernah keluar bergabung dalam satu atau beberapa muallah untuk keluar khuruj 3 hari, melainkan yang disarankan dan di maksud keluar 3 hari adalah 1 orang lama membawa 9 sampai 10 orang baru sehingga kalau di muallah ada 4 orang lama muallah tersebut bisa mengeluarkan jamaah setiap minggunya Keluarnya beberapa orang lama dalam satu muallah atau beberapa muallah bukan di sebut jamaah melainkan TIM/GROUP.


Setiap pekerja dakwah juga penting untuk mengadakan dan duduk dalam 2 kali taklim, baik itu taklim rumah dan taklim masjid, kesalahan terbesar bagi pekerja dakwah adalah sudah merasa puas kalau di rumah istri mereka sudah buat taklim walau tanpa kehadiran dirinya, sebenarnya hal tersebut merupakan kerugian dan kesalahan terbesar karena Laki-laki yang tidak pernah duduk untuk taklim rumah, maka kwalitas agama di rumahnya akan menurun yang akan berdampak pada kwalitas agama di muallahnya, oleh karenanya setiap laki-laki harus duduk dalam 2 taklim , rumah dan masjid.

Dan untuk perkara usaha masturah sudah selayaknya setiap kita memberikan perhatian yang lebih dan mendapatlan porsi yang sama besar dengan usaha atas rizal, tapi harus di ingat walaupun usaha atas masturah itu penting, usaha atas tertib masturah jauh lebih penting, dan salah satu yang dianjurkan dan diperbolehkan adalah mengadakan jord atas masturah mengenai tertib dan caranya bisa di tanyakan kepada para penanggung jawab masturah di daerah masing-masing. Pada saat mudzakarah yang lalu juga dibahas bagaimana aturan main kita keluar masturah dalam setahun, bulan 1dan 2 kita keluar 3 hari Rizal, di bulan ke 3 kita keluar 3 hari masturah, bulan 4 dan 5 kita keluar 3 hari Rizal, di bulan ke 6 kita keluar 3 hari masturah, 7 dan 8 kita keluar 3 hari Rizal, di bulan ke 9 kita keluar 3 hari masturah, 10 dan 11 kita keluar 3 hari Rizal, di bulan ke 12 kita keluar 15 hari masturah.


Sebenarnya masih banyak yang ingin saya tulis tapi akan lebih baik manakala kita langsung mendengar apa yang menjadi keinginan dan arahan orang tua kita. Semoga Allah swt tetap kan kita dalam usaha dakwah ini dan menjadikan dakwah ini maksud hidup , hidup untuk dakwah , dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah.

Subhanallahi wabihamdika ashaduala ilaha ila anta astagfiruka waatubuhu ilaik’. Wabilahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar