Minggu, 02 Januari 2011

tariq bin ziad

RT

TARIQ BIN ZIAD
<span>Tariq bin Ziyad </span>
<span>Sang Penakluk</span>

Pada bulan Rajab tahun 97 H (Juli 711 M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah dari Musa bin Nushair untuk membebaskan semenajung Andalusia. Maka, dengan 7000 prajurit yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq berangkat menyeberangi selat Andalusia yang jaraknya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur Ceuta di Afrika Utara, yang bersekutu dengan kaum muslimin untuk menentang raja Roderick, penguasa kerajaan Visigoth di Andalusia.


Pada bulan Ramadhan 97 H pasukan kamum muslimin mendarat di pantai karang Andalusia. Thariq beserta pasukannya dihadapkan dengan 25.000 prajurit Visigoth. Sebuah peperangan yang tidak seimbang dalam segi jumlah. Tapi tentu saja, bagi kaum muslimin hal itu sama sekali bukan masalah. Bukankah sekian banyak peperangan yang dimenangkan oleh kaum muslim, adalah ketika jumlah mereka jauh lebih sedikit dari musuh??
Tariq bin Ziyad  (طارق بن زياد),dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Tariq si Mata Satu), adalah seorang Jenderal dari Dinasti Umayyah, yang memimpin penaklukan Muslim atas wilayah Andalusia (Al Andalus). Terdiri dari Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya.

Pada tanggal 26 April 711 Masehi, pasukan Tariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq, yang artinya Gunung Tariq). Setelah pendaratan, komandan perang yang berani, tangkas dan cerdas ini (Tariq bin Ziyad), memerintahkan untuk membakar semua kapal dan kemudian berbicara di depan seluruh pasukannya untuk membangkitkan semangat mereka:


أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر...
Tidak ada jalan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian: Demi Allah, tidak ada yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.


Dengan suntikan semangat yang menggebu-gebu dari kata-kata Tariq bin Ziyad tersebut, pasukan itu kemudian menyerbu wilayah Andalusia, dan di musim panas tahun 711 Masehi, berhasil meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visighotic. Dimana Raja-nya, Roderic, terbunuh pada tanggal 19 Juli 711, dalam pertempuran Guadalete. Setelah menjadi penguasa (Gubernur) beberapa saat, akhirnya dipanggil pulang ke pusat pemerintahan ke-Khalifah-an pada masa itu di Damaskus, oleh Khalifah Walid I.


Sepeninggal pemerintahan Tariq bin Ziyad, peradaban Islam di Spanyol mencapai puncaknya dengan adanya dua kutub ilmu pengetahuan yaitu Cordoba (cordova) dan Grenada, di Spanyol. Dua pusat ilmu pengetahuan dunia ini melahirkan tokoh-tokoh cedekiawan muslim tingkat dunia yang kemudian menjadi rujukan bagi dunia barat dalam hal ilmu pengetahuan, seperti Ibn Rusyd (dikenal dengan nama Averroes). Hingga kejayaan islam tersebut kemudian berakhir akibat serbuan tentara Reconquista, Spanyol, dibawah pasangan Raja-Ratu, Ferdinand dan Isabella, 500 tahun kemudian.

Kalimat pemberi semangat Tariq bin Ziyad, menjadikan umat Islam memenangkan pertaruhan terbesar, menuju dunia baru di Andalusia. Semangat pantang mundur Tariq dan pasukannya perlu menjadi tauladan bagi generasi muda muslim agar selalu berjuang, dengan bersungguh-sungguh, penuh ke-ikhlasan dan kesabaran.
BUKIT JIBLALTAR
PENYERANGAN
PETA ANDALUSIA
Thariq Bin Ziyad bebaskan Spanyol dari Jerman


i. SIAPAKAH TARIQ BIN ZIYAD? Mengenai asal-usul dan sejarah hidupnya, sangat sedikit buku sejarah yang menceritakannya. Thariq bin Ziyad berasal dari bangsa Barbar, mengenai sukunya, para sejarawan masih berbeda pendapat; sama ada beliau dari suku Nafza atau suku Zanata. Dia merupakan bekas seorang budak yang kemudian dimerdekakan oleh Musa bin Nushair, Gubernur Islam di Afrika Utara dan di tangan Musa inilah Thariq memeluk Islam bersama orang-orang Barbar yang lainnya yang tunduk di bawah kekuasaannya setelah penaklukkan daerah Tanja. Di kisahkan bahawa setelah masuk Islam, mereka menjalankan agama Islam dengan baik. Oleh karena itu, sebelum Musa pulang ke Afrika, beliau meninggalkan beberapa orang Arab untuk mengajar mereka Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam. Setelah itu Musa mengangkat Thariq, yang merupakan perajurit Musa yang terkuat untuk menjadi penguasa daerah Tanja, hujung Maroko dengan kekuatan 19,000 tentara dari bangsa Barbar, lengkap dengan persenjataannya. Apa yang pasti, Thariq merupakan antara kerlipan bintang yang bersinar setelah kewafatan Rasulullah s.a.w dan slps zaman Khilafah Ar-Rasyidin.

ii. BERMULANYA PENAKLUKAN KE ATAS ANDALUSIA Ini bertepatan dengan mendung hitam yang melanda Spanyol dengan kekejaman penjajah Eropa yang pada ketika itu dikuasai oleh Raja Bangsa Gothik (Jerman) yang kejam bernama Raja Roderick. Wanita merasa terancam kesuciannya, petani dikenakan pajak tanah yang tinggi, dan banyak lagi penindasan yang tak berperikemanausiaan. Raja dan kroni-nya bersuka ria dalam kemewahan sedang rakyat merintih dalam kesengsaraan. Sebahagian besar penduduk yang beragama Kristian danYahudi, berhijrah ke Afrika untuk mendapat ketenangan yang lebih menjanjikan. Dan saat itu Afrika, adalah sebuah daerah yang makmur dan mempunyai toleransi yang tinggi karena berada di bawah naungan pemerintahan Islam. Satu dari jutaan penghijrah itu adalah Julian, Gabenor Ceuta yang puterinya Florinda telah dinodai oleh Roderick. Mereka memohon pada Musa bin Nusair, raja muda Islam di Afrika untuk memerdekakan negeri mereka dari penindasan raja yang zalim itu. Setelah mendapat persetujuan Khalifah, Musa melakukan pengintaian ke atas pantai selatan Spanyol. Akhirnya, pada bulan Rajab tahun 97 H (bersamaan Julai 711 M), Musa bin Nushair memerintahkan pembantunya Thariq bin Ziyad untuk menyerang Semenanjung Spanyol dengan memimpin 12,000 tentera Muslim menyeberangi selat antara Afrika dan daratan Eropa yang dipisahkan oleh Lautan Mediterranean sejauh 13 batu ini dengan kapal-kapal pemberian Julian, Gabenor Ceuta.

iii. PEPERANGAN MENENTANG NASRANI DI ANDALUSIA Setelah mendarat di pantai karang, Thariq dan pasukannya berhadapan dengan 100,000 tentera Visigoth di bawah pimpinan Roderick. Kedatangan pasukan Thariq ini menimbulkan keheranan kepada Tudmir, penguasa setempat yang berada di bawah kekuasaan Raja Roderick, kerana tentera Islam datang dari arah yang tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut. Pada mulanya, bilangan tentera Kristian yang besar ini menggerunkan tentara kaum Muslimin. Namun, Thariq dengan pantasnya mengumpulkan tentara Muslimin di atas sebuah bukit karang, dan Thariq berucap memberi dorongan jihad di atas bukit itu. Bukit itu kini dikenali sebagai Jabal Thariq (bukit Thariq) yang kemudiannya ditukar kpd Gibratar. Di atas bukit karang setinggi 425m di pantai Tenggara Sepanyol inilah Thariq memerintahkan pembakaran semua kapal-kapal yang telah menyeberangkan mereka. Tentu saja perintah ini membuat tentera kaum Muslimin keheranan. “Kenapa anda melakukan ini?” tanya mereka. “Bagaimana kita akan kembali nanti?” tanya yang lain. Namun Thariq tenang dan tetap pada pendiriannya. Dengan gagah berani Thariq berseru, ”Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya pilihan,menaklukkan negeri ini dan menetap di sini, atau kita semua syahid”. Keberanian dan perkataannya yang luar biasa menggugah Iqbal, seorang penyair Persia, untuk menggubahnya dalam sebuah syair berjudul ”Piyam-i Mashriq” : “Tatkala Thariq membakar kapal-kapalnya di pantai Andalusia (Sepanyol), Prajurit-prajurit mengatakan bahawa, tindakannya itu tidak bijaksana. Bagaimana mungkin mereka kembali ke negeri asal, dan merusak peralatan peperangan adalah bertentangan dengan hukum Islam. Bahkan jumlah kekuatan tentara musuh melebihi ribuan dari tentera kaum Muslimin. Mendengar itu semua, Thariq menghunus pedangnya, dan menyatakan bahawa setiap negeri kepunyaan Allah, bumi ini adalah bumi kita.”

Bulatan merah merupkan tempat bukit karang Thariq berucap. Kata-kata Thariq itu bagaikan mencabut cambuk yang meledakkan semangat tentara Muslimin yang dipimpinnya. Bala tentara Muslimin yang berjumlah 12,000 orang melawan tentara Gothik yang berkekuatan 100,000 tentara. Pasukan Nasrani jauh lebih unggul baik dalam jumlah maupun persenjataan. Namun semua itu tak mengerutkan hati pasukan muslim setelah mendengarkan pidato dari Thariq yang menggentarkan jiwa mereka untuk memburu syahid Allah. Tanggal 19 Julai 711 M, pasukan tentara Muslimin dan Nasrani bertemu dan bertempur dekat muara sungai Barbate. Thariq memecahkan pasukannya menjadi 4 kelompok, dan menyebarkan mereka ke Cordoba, Malaga, dan Granada. Sedangkan dia sendiri bersama pasukan utamanya menuju ke Toledo, ibukota Sepanyol. Semua kota-kota itu menyerah tanpa perlawanan sulit. Kecepatan gerak dan kehebatan pasukan Thariq ini berhasil melumpuhkan pasukan tentara bangsa Gothik. Bahkan Raja Roderick sendiri diawal pertempuran telah tewas di sungai Barbate. Kemenangan Thariq yang luar biasa ini, menjatuhkan semangat orang-orang Spanyol dan semenjak itu mereka tidak berani lagi menghadapi tentara Islam secara terbuka. Dalam kitab Tarikh al-Andalus, disebutkan bahawa sebelum meraih kemenangan ini, Thariq telah bermimpi melihat Rasulullah s.a.w bersama keempat-empat Khalifah Khulafa’ Ar-Rasyidin berjalan di atas air hingga menjumpainya, lalu Rasulullah s.a.w memberitakan khabar gembira bahawa dia akan berhasil menaklukkan Andalusia. Rasulullah s.a.w menyuruhnya untuk selalu bersama kaum Muslimin dan menepati janji.

iv. SELEPAS PENAKLUKAN ISLAM KE ATAS SEPANYOL Rakyat Spanyol yang telah sekian lama tertindas dengan penjajahan bangsa Gothik, mengelu-elukan kedatangan tentara Muslimin. Selain itu, perilaku & akhlak Thariq dan orang-orang Islam begitu mulia menyebabkan dihormati oleh bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Salah satu pertempuran paling hebat terjadi di Ecija, yang membawa kemenangan bagi pasukan Thariq. Dalam pertempuran ini, Gubernur Musa bin Nusair telah bergabung dengan Thariq untuk mengalahkan tentara Nasrani. Selanjutnya, kedua jendral itu bergerak terus berdampingan dan dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun seluruh Semenanjung Sepanyol telah jatuh ke tangan Islam. Portugis kemudiannya turut ditakluk pula beberapa tahun kemudian. Ketika inilah nama Spanyol diganti menjadi Andalusia. Philip K.Hitti, pemerhati berbangsa Eropa telah menulis: “Ini merupakan perjuangan utama yang terakhir dan paling sensasional bagi bangsa Arab itu. Penaklukan ini membawa masuknya wilayah Eropa yang paling luas yang belum pernah mereka (tentera Islam) peroleh sebelumnya ke dalam kekuasaan Islam. Kecepatan pelaksanaan dan kesempurnaan operasi ke Spanyol ini telah mendapat tempat yang unik di dalam sejarah peperangan abad pertengahan.” Penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam mendorong timbulnya revolusi sosial di mana kebebasan beragama benar-benar diakui. Ketidak toleransi dan penganiayaan yang biasa dilakukan orang-orang Nasrani dan bangsa Eropa telah digantikan oleh toleransi yang tinggi dan kebaikan hati yang luar biasa. Keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga jika tentara Islam yang melakukan kekerasan akan dikenakan hukuman berat. Tidak ada harta benda atau tanah milik rakyat yang disita. Orang-orang Islam memperkenalkan sistem perpajakan yang sangat jitu yang dengan cepat membawa kemakmuran di semenanjung itu dan menjadikan negeri teladan di Barat. Orang-orang Kristian dibiarkan memiliki hakim sendiri untuk memutuskan perkara-perkara mereka. Semua komunitas mendapat kesempatan yang sama dalam pelayanan umum. Pemerintahan Islam yang baik dan bijaksana ini membawa kesan luar biasa. Orang-orang Kristian termasuk pendeta-pendetanya yang pada mulanya meninggalkan rumah mereka dalam keadaan ketakutan, kembali pulang dan menjalani hidup yang bahagia dan makmur. Seorang penulis Nasrani terkenal menulis: “Muslim-muslim Arab itu mentadbir kerajaan Cordoba dengan baik dan ia merupakan sebuah keajaiban Abad Pertengahan, mereka mengenalkan obor pengetahuan dan peradaban, kecemerlangan dan keistimewaan kepada dunia Barat. sedangkan saat itu bangsa Eropah sedang dalam situasi pergolakan dan kebodohan yang biadab.” Thariq berhajat melakukan penaklukkan ke atas seluruh Eropa, tapi Allah menentukan lainnya. Saat merencanakan penyerbuan ke negara-negara Eropa, telah datang panggilan dari Khalifah untuk pergi ke Damaskus. Dengan disiplin dan kepatuhan tinggi, Thariq memenuhi panggilan Khalifah dan berusaha tiba seawal mungkin di Damaskus. Tak lama kemudian, Thariq wafat di sana. Budak Barbar, penakluk Sepanyol, wilayah Islam terbesar di Eropah yang selama delapan abad di bawah kekuasaan Islam telah memenuhi panggilan Rabbnya. Semoga Allah merahmatinya dan menerima ruh Thariq bin Ziyad ini. (http://immthariqbinziad.wordpress.com/) 
MASJID ASLI CORDOBA
INTERIOR CORDOBA
Istana Alhambra, Peninggalan Kejayaan kekhalifahan Islam di Spanyol
<!-- start node.tpl.php -->
Posted Fri, 06/04/2010 - 22:48 by admin


Istana Alhambra berdiri kokoh di bukit La Sabica, Granada, Spanyol. Ia menjadi saksi bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol (dulu Andalusia).
Nama Alhambra berasal dari bahasa Arab, hamra’ , bentuk jamak dari ahmar yang berarti “merah”. Dinamakan Istana Alhambra –yang berarti Istana Merah– karena bangunan ini banyak dihiasi ubin-ubin dan bata-bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami, di samping marmer-marmer yang putih dan indah.
Namun demikian, ada pula yang berpendapat, nama Alhambra diambil dari Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan Islam Bani Ahmar –kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol (1232-1492 M).
Selain menjadi bukti kejayaan Islam, Istana Alhambra yang bernilai seni arsitektur tinggi ini juga memperlihatkan peradaban tinggi umat Islam tempo dulu.
Istana Alhambra adalah simbol puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh pasukan Islam pimpinan Thariq bin Ziyad yang dikirim raja muda Islam di Afrika, Musa bin Nusair. Pasukan Islam sendiri datang untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas permintaan Gubernur Ceuta, Julian.
Thariq membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibraltar pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat di antara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Jabal Thariq.
Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai kota-kota penting –Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah). Sejumlah kerajaan Islam pun berdiri di Spanyol, seperti di Toledo (Raja Muda, 711-756 M), Malaga (Raja Hamudian, 1010-1057), Saragoza (Raja Tujbiyah, 1019-1039 dan Raja Huddiyah, 1039-1142), Valencia (Raja Amiriyah, 1021-1096), Badajos (Raja Aftasysyiyah, 1022-1094), Sevilla (Raja Abbadiyah, 1023-1069), dan Toledo (Raja Dzun Nuniyah, 1028-1039).
Hampir delapan abad lamanya Islam berkuasa di Spanyol dengan ibukotanya Cordoba. Selain Istana Alhambra, satu lagi monumen penting kejayaan Islam di Spanyol adalah Masjid Cordoba yang kini beralihfungsi menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral “Virgin of Assumption”.
Daulah Bani Ahmar

Istana Alhambra didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar atau bangsa Moor (Moria) dari daerah Afrika Utara. Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol), Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id bin Ubaidah, seorang sahabat Rasulullah Saw. dari suku Khazraj di Madinah.
Pembangunan Istana Alhambra dilakukan secara bertahap, antara tahun 1238 dan 1358 M. Istana ini dilengkapi taman juga bunga-bunga indah nan harum. Ada juga Hausyus Sibb (Taman Singa) yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.
Di taman ini pula terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan 12 patung singa yang berbaris melingkar, yakni dari mulut patung singa-singa tersebut keluar air yang memancar. Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, yaitu Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan pengadilan dengan luas 15 m x 15 m yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab.
Ada pula Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-Ukhtain), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa’, ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.
Selain itu, istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan plesteran yang kemerah-merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana ini ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga juga penghias istana Alhambra. Dinding luar dan dalam istana banyak dihiasi kaligrafi dengan ukiran khas yang sulit dicari tandingannya hingga kini.
Pada masa kejayaannya, istana ini dilengkapi pula dengan barang-barang berharga yang terbuat dari logam mulia, perak, dan permadani-permadani indah yang masih alami (buatan tangan).
Daulah Bani Ahmar bermula dari kerajaan kecil, namun dengan cepat menjadi kerajaan kuat dan megah, hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad. Selain kesalehan dan kecerdasan para pemimpinnya, kejayaan Daulah Bani Ahmar ditunjang oleh keadaan alam wilayah Granada yang termasuk bukit atau pegunungan yang indah, dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dengan luas kira-kira 14 ha. Dengan kondisi geografis demikian, daerah kerajaan ini sulit dimasuki musuh. Daerah ini sekarang dinamakan Bukit La Sabica.
Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju. Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam, yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri.
Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah, raja terakhir Bani Ahmar, tidak berhasil mempertahankan kerukunan keluarga kerajaan. Akhirnya energi mereka terkuras. Akibat fatalnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang serangan dari dua buah kerajaan Kristen yang bersatu, Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella. Kedua pemimpin kerjaan ini pula yang mendukung penjelajahan Columbus tahun 1492 M.
Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga –kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini diserahkan oleh raja terkahir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.
Keberhasilan Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai Granada, membuat Paus Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian Tordesillasnya tahun 1494 memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai “Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.
Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerjaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua pilihan: berpindah agama (masuk Kristen) atau keluar dari tanah Spanyol.
Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Demikian pula Mesjid Cordova yang dijadikan katedral “Virgin of Assumption”.
Namun Islam tidak benar-benar lenyap di negeri ini. Kini umat Islam di Spanyol diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang (data sensus 2000) dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol. Islam menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni 1967.
Di ibukota Madrid terdapat 500 ribu Muslim, kebanyakan imigran asal Maroko, Algeria, dan negara-negara Arab lain. Gema adzan pun mulai marak berkumandang di beberapa masjid. Belum lagi banyak pesepakbola Muslim di klub-klub sepakbola elite Spanyol saat ini. Allahu Akbar!

istana alhambara
istana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar